Oleh : IMMawati Khoirunnisa (Kader PK IMM Buya Hamka)
Puisi ini bukan untuk muslim,Β atau protestan
Bukan untuk memilikΒ kulit hitam atau putih
Bukan pulaΒ untuk polisi,Β pengemis jalan,Β atau polikus
Puisi ini ada karena kemanusiaan
Tepatnyah seorang wanita dari Jepara
Dengan paras cantik nan menawan hati pria
Andai kata, kita pemuda hari ini sulit bernafas saat melihat bias bernyanyi
Wanita ini sulit bernafas saat malam was-was jika seorang romusa ditembak mati
Wanita ini dijuluki penggerak emansipasi
Siapalagi kalau bukan R.A Kartini
Penggerak pemuda pemudi
Tidak ada yang ia takutkan,
Melainkan matinya keadilan di negeri
Bila ada yang menjengit dengan kata “permusuhan”
Yang berdetak lebih cepat mendengar kata “pembantaian, penyiksaan,Β dan pertumpah darahan”
Wanita ini tidak, siang dan malam berpikir mati matian
Hanya untuk lahirnyah kesejahteraan
Bekerja membawa pulang,
Hasilnya untuk adik-adik yang kelaparan
Hingga nyaris mati tidak makan nasi
Sedangkan kita,
Bekerja membawa pulang
Hasilnyah untuk membeli alat rias perempuan
Berdalih menghias diri untuk pria idaman
Oh sungguh,Β menjijikan bukan
Tidak seperti wanita ini
Wanita ini tersenyum lega saat melihat ibunya mati di ranjang karena sakit,Β bukan karena diperkosa atau digorok tentara
Tapi kita, malah tersenyum saat diberi sepucuk harapan oleh kekasih pujaan padahal berujung tragis di makan kepergian
Ah lagi lagi sungguh malang..
Dimana hati nurani ini,
Wahai perempuan negeri penggerak anak cucu kartini
Lihat,
Jadilah seperti Kartini
Keperempuannya,Β pinggitannya,Β dan berbagai halangan adat,Β sosia,Β kultural tidak luput untuk tetap semangat memajukan perempuan
Menjadi pahlawan kemanusiaan
Pembawa kabar kegembiraan
Sebagaimana karangannya
Habis gelap terbitlah terang
Wahai Tuan, dan Puan
Mari kembali ke pelukan
Untuk membangun Kesejahteraan
Hormat kami para pejuang
Pembela kemanusiaan
Salam dan doa harapan
Untuk R.A Kartini