Menciptakan Mahasiswa Produktif yang Bijak dalam Manajemen Keuangan

Oleh: Ratna Diyanti (Bendahara Umum IMM FAI UAD 2022/2023)

Uang menjadi salah satu elemen penting dalam kedidupan sehari-hari. Meskipun ada kalimat uang bukan segalanya namun kenyataanya di era seperti ini uang sangat diperlukan untuk menunjang keberlangsungan hidup.

Hampir setiap sendi kehidupan, uang dibutuhkan sebagai alat untuk bertransaksi guna mendapatkan sesuatu yang kita inginkan/butuhkan. Dapat dipastikan bahwa uang menjadi salah penentu berjalannya roda perekonomian dan kelangsungan hidup umat.

Setiap orang, termasuk kita sebagai mahasiswa akan melewati tahapan finansial yang pasti akan dilalui dalam hidupnya. Tahapan ini perlu kita pahami, agar kita tau sedang ditahap mana kita saat ini dan bagaimana cara kita harus menghadapinya. Sebab dari beberapa proses itu akan menuntut kita supaya lebih bijak dalam mengelola apapun, terutama pada aspek finansial.

Tahap Dependen/Tahap 0

Dalam keadaan ini kita masih bergantung pada orang lain untuk bisa mendukung dan mensupport kebutuhan finasial kita. Pada tahap ini pun kita belum bisa menghasilkan uang sendiri.

Bisa juga hanya memiliki pemasukan yang sangat kecil atau tidak memiliki pemasukan sama sekali jika bukan dari pemberian orang tua. Nah, tahap ini sering dialami oleh kita-kita yang masih menempuh jenjang pendidikan seperti kuliah.

Tugas kita dalam tahap ini adalah berusaha untuk belajar dengan sebaik mungkin, tingkatkan value dan perbaiki skill agar nantinya bisa kita pakai/jual kemampuan itu untuk bisa menghasilkan uang sendiri. Entah nantinya dengan menjadi seorang pekerja ataupun membangun usaha sendiri dan menjual kemampuan itu kepada konsumen/masyarakat.

Tahap Mandiri/Tahap 1

Setelah tahap 0 kita akan melalui tahap 1 dimana kita sudah tidak lagi memerlukan bantuan orang lain terutama orang tua dalam memenuhi kebutuhan pribadi.Β  Tahap awal membangun karir ini, bisa dibilang kita baru memiliki finansial yang cukup atau pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Bahkan belum bisa kita gunakan untuk menabung, karena dari gaji ke gaji yang kita dapat hanya mampu memenuhi kebutuhan utama/primer. Akan tetapi tidak menjadi masalah, sebab ditahap ini sudah jelas bahwa kita sudah mulai bisa hidup mandiri tanpa bergantung kepada orang lain.

Jika ingin menabung/investasi berarti kita perlu menekan pengeluaran dengan sebijak mungkin agar tidak ada pengeluaran yang berlebihan, sehingga nantinya dari sisa pengeluaran itu bisa kita tabung/investasikan.

Nah, bisa juga kita gunakan atau kita anggarkan sebagian gaji kita untuk meningkan skill atau value kita melalui membaca buku, workshop, kursus ataupun pelatihan. Sebab apabila value pada diri kita semakin bertambah.

Maka tidak menutup kemungkinan akan mampu meningkatkan karir kita. Baik di perusahaan tempat kita bekerja ataupun membuka usaha sampingan yang tentunya dapat menghasilkan uang lebih yang nanti bisa kita gunakan untuk menabung ataupun investasi.

Tahap Stabil/Tahap 2

Pada tahap ini kondisi keuangan kita sudah mulai stabil dan mapan karena kemungkinan tempat kerja kita sudah nyaman. Gaji yang kita dapat sudah mampu memenuhi kebutuhan, atau kita sudah mulai punya usaha sampingan sebagai tambahan sehingga dari gaji itu dapat kita gunakan untuk menabung untuk kebutuhan yang akan datang.

Pada tahap ini tanggungjawab kita sudah mulai bertambah. Sehingga dari gaji yang kita dapat itu harus kita gunakan untuk cicilan rumah atau kendaraan, hutang ataupun kewajiban-kewajiban lain.

Meskipun demikian, pada kondisi ini kita akan lebih tenang. Meskipun ada kemungkinan kita akan kehilangan pekerjaan ataupun harus melunasi cicilan, atau karena situasi darurat yang mengharuskan kita untuk meninggalkan pekerjaan.

Sebab dari gaji ataupun hasil usaha yang kita jalankan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sudah mampu melunasi kewajiban-kewajiban tadi.

Tahap Otonom/Tahap 3

Pada tahap ini kita sudah tidak memiliki hutang, cicilan ataupun kewajiban-kewajiban lain yang harus kita bayar. Sehingga, tabungan sudah cukup banyak dan lebih dari kebutuhan-kebutuhan bulanan biasa kita.

Apabila sesuatu yang tidak direncanakan terjadi, misalnya kita harus berhenti kerja, tabungan itu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan kita selama berbulan-bulan. Pada tahap ini terlihat jelas bahwa kita sudah memiliki penghasilan yang cukup, di mana kita mampu bertahan hidup dengan sebagian kecil dari penghasilan dan sebagian besarnya sudah bisa kita tabung.

Tahap Aman/Tahap 4

Pada masa ini, hasil dari invesatsi atau bisnis yang kita jalani sudah bisa mengcover seluruh biaya hidup sehari-hari. Meskipun kita belum bisa membeli barang-barang mewah, namun bisnis kita sudah bisa terus berjalan tanpa harus kita awasi secara penuh. Tabungan pun sudah semakin banyak, bahkan bisa saja kita memilih untuk pensiun tanpa harus memiliki barang-barang mewah.

Tahap Bebas Finansial/Tahap 5

Pada tahap ini pasive income kita sudah mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan standar mewah kita.

Pada tahap ini juga sering disebut sebagai tahap kebebasan finansial, di mana kita tidak perlu susah payah dan berpikir keras untuk kerja atau menghasilkan uang karena sudah tercover semuanya oleh pasive income atau dari bisnis yang kita jalani.

Tahap Kaya Raya/Tahap 6

Tidak semua orang terpilih untuk menginjak tahap/posisi ini. Karena pada tahap ini kita sudah memiliki banyak sekali sumber uang dan semua bisnis yang seseorang itu jalani berhasil, serta investasi sudah sukses.

Saking banyaknya kekayaan yang dimiliki, bukan hanya benda-benda mewah dapat, namun kekayaan kita juga dapat membiayai hidup keturunan, keluarga dan bahkan orang lain.

Tahapan-tahapan di atas, dapat menujukan dimana posisi keuangan kita sekarang dan mencoba melakukan evaluasi serta usaha untuk mencapai posisi keuangan untuk melangsungkan hidup.

Selain itu, dengan mengerti dimana posisi keuangan kita, kita akan lebih mulai belajar untuk mengelola keuangan, baik itu untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder maupun tersier bagi yang sudah mencapainya.

Semakin dewasa seseorang, akan membuat dia semakin bijak dalam memanajemen keuangan. Semakin luas wawasan dan semakin baik pola pikir kita, kita akan semakin bijaksana dalam memanajemen suatu hal yang salah satunya adalah manajemen keuangan.

Agar suatu tindakan yang kita lakukan akan berhasil dengan cara yang lebih efektif dan efesien. Betapa banyak orang yang sudah mampu memiliki penghasilan yang banyak, namun ia belum mampu memanajemen keuangannya dengan baik. Alhasil, ia tidak mampu mengontrol pengeluarannya yang begitu banyak, sehingga pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran.

Manajemen keuangan itu sendiri adalah sebuah perencanaan, pengelolaan, keputusan serta evaluasi yang berhubungan langsung dengan aktivitas seseorang dalam mengelola keuangan atau aset yang kita miliki.

Manajemen keuangan merupakan salah satu hal yang sangan penting bagi seseorang, terutama bagi mahasiswa perantauan seperti kita. Jangan sampai karena ketidakmampuan kita dalam mengelola keuangan malah menyebabkan penderitaan bagi kita sendiri dan merepotkan pihak lain terutama orang tua di kampung halaman.

Melihat kebutuhan yang semakin hari semakin banyak, manajemen keuangan sangat perlu dilakukan agar kita mampu menggunakan uang yang kita miliki dengan baik.

Dengan demikian, menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari kita, namun juga dapat mencukupi apa yang kita inginkan serta memenuhi kebutuhan menabung dan investasi kita.

Ada cara-cara sederhana yang bisa kita terapkan agar memanajemen keuangan kita dengan baik, yaitu :

Pertama, cobalah untuk mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran kita setiap bulannya. Agar bisa kita ketahui dari mana saja sumber pemasukan kita dan pengeluaran dalam bentuk apa saja yang kita butuhkan dan kita perlukan dalam satu bulan. Sehingga bisa kita evaluasi, untuk mengatur kebutuhan bulan depan.

Kedua, buatlah daftar kebutuhan pokok kita dalam satu bulan. Daftar ini menjadi daftar wajib kita dalam menunjang kehidupan di satu bulan seperti, biaya kos, air, listrik, wifi, transportasi, makanan sehari-hari, kebutuhan kuliah maupun aktivitas di luar kuliah seperti organisasi.

Hal-hal inilah yang harus kita prioritaskan pertama sebelum kita memenuhi keinginan kita seperti jajan, belanja, jalan-jalan, nonton dan sebagainya.

Ketiga, sisihkan uang untuk kebutuhan darurat yang tidak terduga. Setelah uang kita anggarkan untuk kebutuhan pokok, selanjutnya kita perlu menyisihkan sebagian uang untuk dana darurat.

Dengan harapan, jika suatu ketika ada kebutuhan yang mendadak dan amat penting kita bisa menggunakan dana itu. Daripada harus berhutang nantinya, lebih baik kita siapkan lebih awal dana-dana itu.

Keempat, belajarlah untuk membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Terkadang bagi sebagian orang hal ini hampir tidak ada bedanya, tapi dengan belajar lebih bijak dan teliti kita akan tau mana yang sebenarnya kita butuhkan dan mana yang sebenarnya tidak begitu kita butuhkan.

Salah satunya, jangan begitu tertarik dengan promo atau diskon apabila barang tersebut sebenarnya tidak kita butuhkan. Itu hanyalah cara mereka untuk menarik perhatian kita, agar pada akhirnya kita berkeinginan untuk membelinya.

Kalima, kurangi pengeluaran. Dengan banyaknya kesibukan mahasiswa di kampus, sebagian dari kita memang sulit untuk meminimalisir pengeluaran terutama untuk makan, selain uang bensin. Alhasil kita pasti lebih memilih untuk makan di luar, tapi tidak setiap hari pula kita harus makan di luar. Sesekali pasti ada waktu untuk kita bisa masak, sehingga kita bisa gunakan waktu itu untuk memasak.

Kurangi aktivitas di luar aktivitas kampus atau kuliah, seperti jalan-jalan dan juga sekedar nongkrong yang kurang bermanfaat. Tidak ada salahnya untuk jalan-jalan ataupun nongkrong, tapi sebagai mahasiswa yang bijak kita harus bisa memahami urgensi dan tujuan dari aktivitas itu.

Jangan sampai hal-hal yang kita lakukan itu malah membuat kita hanya membuang-buang waktu yang nantinya malah merugikan diri kita sendiri dan tentunya akan membuat uang kita keluar dengan sia-sia.

Keenam, belajarlah untukΒ  bisa menabung namun tetap bersedekah. Apabila kebutuhan pokok dan kebutuhan dana darurat kita sudah terpenuhi, tidak ada salahnya kita belajar untuk menabung.

Tidak perlu dengan nominal yang langsung besar/banyak yang penting istikomah, sama halnya dengan bersedekah. Anggaplah jika menabung untuk kebutuhan dunia, sedangkan bersedekah untuk kebutuhan akhirat kita.

Ada begitu banyak keutamaan bersedekah, salah satunya sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani,

Rasulullah SAW bersabda, β€œSesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.”

Sebagai mahasiswa yang bijak juga sebagai muslim yang baik kita perlu menuaikannya agar harta/uang yang kita miliki lebih berkah. Tidak perlu dengan nominal yang besar, yang penting ikhlas dan istiqomah. Meskipun tidak ada salahnya juga jika kita ingin bersedekah banyak, tapi sesuaikan lagi dengan kemampuan dan kebutuhan kita.

Nah, dari banyaknya penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa begitu pentingnya memahami kondisi keuangan pribadi, agar kita sendiri mampu bersikap lebih bijak terhadap mengelola keuangan dan berikhtiar lebih baik lagi untuk bisa sampai di fase finansial yang kita butuhkan.

Islam telah mengatur dengan sedemikian baiknya setiap sendi kehidupan kita, tidak lain dalam hal muamalah. Allah sendiri telah menghalalkan jual beli dan mengaramkan riba.

Sebab, dalam jual beli memiliki unsur yang mampu memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, sedangkan praktik riba memili unsur berbahaya yang dapat menyulitkan banyak pihak, terutama diri sendiri. Sehingga untuk bisa menjadi orang yang

Yuk jadi mahasiswa produktif yang bijak dalam mengelola keuangan

Penyunting: Irvan Chaniago