Makna Kesetaraan Gender dalam Perspektif Barat dan Islam

Oleh: Annisa Dyah Fathimatul Husna

Jika berbicara tentang gender maka kita akan berbicara tentang laki-laki dan perempuan. Lantas apa sih itu gender?. Gender berasal dari bahasa yunani โ€œgenusโ€, bererti tipe atau โ€œjenius genderโ€ adalah sifat dan prilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya. Dari pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa gender merupakan seperangkat sikap, peran, tanggung jawab, fungsi, hak, ataupun prilaku yang melekat pada diri seorang laki-laki maupun perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh dan dibesarkan.

Contohnya, seorang wanita yang dilarang keluar malam dari rumahnya ketika sudah berada di jam 10 malam, jika ia melanggar maka akan dapat stigma buruk dari masyarakat sekitar atau seorang laki-laki yang dilarang main didapur. Sehingga hal ini yang terkadang seorang individu merasa adanya keterbatasan ruang gerak dalam menjalankan kehidupan.

Maka dengan hal tersebut muncul kemudian narasi untuk menyuarakan kesetaraan gender atau persama dalam berbagai aspek kehidupan antara laki-laki dan prempuan. Namun begitu, banyak paradigma yang salah tersebar dimasyarakat terkait arti dalam kesetaraan itu sendiri. Dimana didunia barat sekarang berpandangan bahwa kesetaraan adalah hak yang harus didapatkan setiap individu tanpa adanya perbedaan antara satu sama lain. Dimana hal ini yang menyebabkan berbagai gender tidak hanya laki-laki dan prempuan

Sehingga muncul spontanitas masyarakat dalam mengekspresikanย  kekecewaan terhadap hak yang tidak didapatkan. Sehingga muncul kelompok seperti LGBTQ yang menyebar di tenggah-tenggah masyarakat luas diantaran masuk dalam budaya music, perfilman dan bahkan didunia barat didapatkan sekolah yang menerapkan kurikulum yang mengajarkan LGBT, sehingga ini lah yang merusak arti dari kesetaraan gender tersebut.

Berbeda dengan pandangan barat, Islam mengartikan kesetaraan bukan hanya sebagai dari kesamaan hak akan tetapi Islam juga mengartikan kesetaraan adalah bentuk fungsi dari masing-masing individu. Sebab setiap manusia memiliki peran dan fungsi tersendiri dari masing-masing individu, tidak lepas dari jenis kelamin mereka (laki-laki maupun prempuan).

Sebagai contohnya, seorang prempuan tidak akan mampu mengangkat beban yang jauh lebih berat daripada seorang laki-laki begitu sebaliknya seorang laki-laki tidak akan bisa menandingi ketulusan seorang prempuan dalam mengasuh anak. Sebab itulah Islam mengartikan kesetaraan bukan sebagai bentuk kesamaan akan tetapi mengerjakan sesuai peran dan funsi adalah bagian dari kesetaraan.

Namun begitu Islam tidak pernah memberi halangan kepada setiap hamba untuk mengekspersikan diri dengan syarat tetap berpedoman pada Al-qurโ€™an dan hadis. Sehingga setiap hamba mampu memahami daripada setiap peran dan fungsi mereka masing-masing tanpa adanya mendiskriminasi dari setiap individu. Akan tetapi bahwa setiap peran dan fungsi perlu di pertanggung jawabkan sebagaimana Allah berfirman : (Q.S. Al-qiyammah : 36)

ุฃูŽูŠูŽุญู’ุณูŽุจู ูฑู„ู’ุฅูู†ุณูŽูฐู†ู ุฃูŽู† ูŠูุชู’ุฑูŽูƒูŽ ุณูุฏู‹ู‰

Artinya : โ€œApakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?.โ€

Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap langkah, peran, fungsi yang kita jalan perlu untuk dipertanggungjawabka. Sehingga kita akan lebih merasa terawasi daripada setiap peran dan fungsi yang kita jalankan, maka dengan itu tidak akan terjadinya prilaku atau sifat yang menyimpang dan tidak akan terjadi pradigma salam dalam kesetaraan gender.

Dalam dua sudut pandang diatas penulis dapat mengambil kesimpulan :

Barat bepandangan bahwa kesetaraan gender adalah bentuk kesamaan hak dari pada setiap individu dalam menjalani kehidupan tanpa adanya kesenjangan social dalam penerapannya. Sebab setiap individu berhak untuk mengekspresikan dirinya tanpa ada batasan tertentu.

ย Islam berpandangan bahwa kesetaraan gender bukan berarti bentuk dari kesamaan hak akan tetapi menjalankan peran dan fungsi pada masing-masing individu itu adalah bagian dari kesetaraan gender.

Sehingga dapat kita pahami Bersama bahwa arti dari kesetaraan gender bukan hanya sekedar kesamaan antara individu baik itu berupa hak, fungsi, maupun peran akan tetapi menjalankan daripada fungsi dan peran pada masing-masing individu itu adalah bentuk daripada kesetaraan, sehingga dengan itu setiap orang akan mendapatkan daripadaย  haknya msing-masing.

Dari pembahsan diatas mengenai arti kesetaraan gender dalam perspektif barat maupun islam tidak ada yang perlu disalahkan karena pada dasarnya semua pandangan benar jika dapat dimaknai secara benar .