IMM perlu Man of Think and Action

Oleh : IMMawan Alaf Muhammad Z (Bidang Kader PK IMM FAI)

Kader IMM Harus Mampu Menjadi Man Of Think And Action

Persoalan yang terjadi ketika memasuki ranah organisasi tak luput dari dinamika yang ada. Proses Perjalanan ketika terjun dalam suatu kegiatan maupun program kerja kita akan menemukan karakter seseorang yang berbeda beda.

Ini menjadi suatu pandangan, namun bisa juga menjadi pertanyaan untuk diri sendiri bahwa dalam organisasi kita harus saling memahami dan menerima sifat dan karakter seseorang. Mengapa persoalan ini sering terjadi? Banyak faktor yang secara tidak langsung muncul tiba-tiba dalam organisasi. Perlunya keseimbangan dalam memperjuangkan tujuan yang sama di dalam organisasi tersebut.

Dinamika kader IMM di ranah organisasi

Melihat kondisi dan situasi di ranah organisasi otonom IMM dapat kita rasakan ketika memasuki tujuan yang sama dalam suatu kegiatan maupun program kerja untuk mencapai ranah gerak yang dicita-citakan.

Banyak dinamika yang terjadi dari persoalan internal maupun eksternal. Berbicara persoalan dinamika dalam internal bisa kita temui antara lain kurangnya kesadaran dan kemauan kader terhadap gerak organisasi dalam mencapai tujuan bersama.

Bukan hanya itu saja, dalam internal IMM juga ditemukan kurangnya komunikasi yang intensif dan akhirnya menimbulkan miss komunikasi. Di dalam ranah internal, faktor karakter seseorang yang mungkin lebih banyak dan kurang peka terhadap ranah gerak IMM dan ada juga lebih sedikit yang peka terhadap perjuangan arah gerak IMM, yang akhirnya cuma ikut-ikutanketika diadakan sebuah acara/program.

Berbicara persoalan dinamika, banyak faktor yang mempengaruhi adanya problematika di dalam organisasi. Ketika melihat kondisi yang terjadi tidak dipungkiri ada suatu hal yang menjadi persoalan kecil namun berdampak besar bagi organisasi.

Mencakup ketika ada permasalahan seorang dengan seseorang (permasalahan personal) di bawa ke dalam organisasi ini bisa saja memivu persoalan yang tidak kita inginkan. Persoalan cinta juga bisa menjadi problematika didalam organisasi karena menyangkut perasaan, jika ada permasalahan tentang percintaan akhirnya tujuan ber-IMMmengalamai degradasi niat, persoalan tentang cinta apakah bisa jadi menjadi tameng untuk ber-IMM bagi seseorang? Ini lah yang seharusnya menjadi bahan evaluasi dan antisipasi dalam organisasi untuk berjuang, luruskanlah niat dan kembali lagi untuk tujuan organisasi IMM. Banyak dinamika yang terjadi sesuai dengan kultural di organisasi tersebut.

Menumbuhkan karakter Man of Think dan Man of Action

Dari persoalan diatas, perlunya kita mempunyai prinsip amal ilmiah dan ilmu amaliah, dimana Islam mengajarkan dan menegaskan setiap seseorangΒ  harus dijiwai sikap semacam itu yakni amal ilmiah dan ilmu amaliah.

Amal ilmiah dan ilmu amaliah yang dimaksud secara singkatnya ketika seseorang mempelajari agama dan berbagai ilmu pengetahuan, maka dengan ilmu itu kita mengajarkan kepada orang lain, jadi tidak sekedar ilmu yang kita miliki namun juga untuk mengamalkan.

Islam pun menuntut seorang Muslim untuk melaksanakan amalnya dengan bimbingan ilmu yang mereka yakini kebenarannya,inilah hakikat dari prinsip amal ilmiah dan ilmu amaliah.

Menilik dari peran K.H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,bergerak dalam bidang berbagai aspek kehidupan meliputi pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Semuanya itu tak luput dari kerja Ikhlas dan perjuangan brliau yang didasari dengan melihat kesengsaraan masyarakat waktu itu yang masih terbelenggu kolonialisme dan masih jauh dari kehidupan terbelakangan. Ini yang menjadi suatu langkah bahwa beliau memperjuangkan dengan semangat yang berkobar dan hati yang ikhlas serta perjuangan yang tidak bisa tergantikan. K.H Ahmad Dahlan mengorbankan semua yang iaΒ  miliki meliputi harta benda, moril dan sebagainya.

K.H Ahmad Dahlan lebih melihat Islam itu sebagai agama amal daripada sekedar gagasan dan oleh karena itu beliau terus menerus mengembangkan motivasi untuk beramal, relevan dengan teori tanpa adanya aksi sama halnya dengan berbicara omong kosong.

Dengan prinsip amal ilmiah dan ilmu amaliah yang di atas kita bisa kaitkan dengan man of think dan man of action, secara singkat yaitu orang yang berfikir dan orang yang bertindak. mengapa kader IMM harus memiliki karakter tersebut? Dari banyak persoalan yang telah dipaparkan, bahwa setiap orang mampu menyesuaikan diri dan mampu mengupgrade diri agar saling kolektif dan kerjas sama akan suatu tujuan yang sama.

Tak terlepas dari itu sebagai kader yang sudah menepakkan kakinya dalam organisasi IMM harus memiliki sikap kemauan dan kesadaran terlebih dahulu. Jika setiap kader memiki karakter man of think dan man of action banyak hal yang akan dikembangkan dengan uluran tangan semua orang yang mampu memperjuangkan ranah gerak organisasi IMM tersebut. Jika belum memiliki karakter man of think dan man of action berusahalah dengan niat yang teguh dan mampu menyesuaikan keadaan, saling berkerja sama tanpa ada rasa yang dikucilkan, tanpa ada rasa yang mungkin tidak diperlukan dari setiap orang, hal ini menjadi bahan evaluasi kader IMM bahwa tiap diri seseorang tumbuhkanlah karakter man of think dan man of action.

kita relevansikan dengan Muhammadiyah bahwa dalam upaya meningkatkan amal usaha Muhammadiyah. Muhammadiyah membutuhkan karakter man of think dan man of action saling mendukung. Jadi perlunya setiap diri warga Muhammadiyah memiliki karakter man of think dan man of action. Karena para pemimpin umat saja dangkal ilmunya, walaupun mereka para pemimpin itu berilmu namun ilmunya tidak diamalkan, sehingga kalau mereka bermusyawarah lebih mementingkan bersandar pada nafsu dan tidak dengan ilmu, maka dari itu banyak pemimpin yang tidak mendengarkan jeritan rakyat karena mereka sombong hanya digunakan kepentingan sendiri.

Prnyunting : Mustofa Dahlan