Hakikat Sosial Adalah Manusia Itu Sendiri

Oleh : IMMawan Fakhri Ilham (Anggota Daarul Hilmah PK IMM FAI UAD)

Ilustrasi : https://wasit.id/wallpaper/unduh-gambar-animasi-bantuan-sosial-gratis-wallpaper-kelompok-sosial-primer-dan-sekunder-jenis-contoh-yang-wallpaper-605f9f355b7d257e2430c129

 

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang di turunkan khusus untuk Umat Islam yang di sampaikan melalui Nabi Muhammad SAW, Allah SWT punya tujuan mengapa Qur’an itu diturunkan ke umatnya bukan ke umat lain. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil di Qur’an tentang apapun itu dari mulai masalaah pemimpin, pemerintahan, pernikahan, serta Ilmu Sosial yang ada di dalamnya, maka dari itu sebaik-baiknya refrensi untuk umat islam adalah mempelajari Qur’an dan As-Sunnah (Hadits) agar mengetahui bagaimana tatanan dalam bermasyarakat itu berjalan dengan baik, Karena apabila kita memahami Al-Qur’an keseluruhan adalah bahwasanya Alquran bukan hanya cakupannya yang bersifat menyeluruh, akan tetapi metode pembinaannya pun juga berproses dan bertahap. Alquran lebih mendahulukan aturan yang bersifat antisipatif dan pencegahan daripada hukuman dan sanksi dan Kita bisa belajar dari salah satu Hadits yang berbunyi :

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni.

Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289), yang bisa kita ambil dari hadits ini adalah bahwa pada dasarnya hakikat sosial adalah manusia itu sendiri sebagaimana hadits yang di sebutkan di atas, tanpa melihat golongan orang tersebut atau latar belakang orang tersebut, karna pada dasarnya kita sebagai manusia ditugaskan untuk membantu antar sesama manusia bukan antar sesama golongan.

Lebih jelasnya lagi, Allah SWT menyebutkan dalam QS Al-Hujurah ayat 13 yang berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
(Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.) QS Al-Hujurat Ayat 13

Dilihat dari konsep tekstual, Takwanya seorang manusia itu bisa di lihat dari caranya dia bersosialisasi dengan siapapun dan dari manapun sukunya berasal, karena Allah ingin melihat apakah kita bisa belajar untuk bersosial dengan Masyarakat sekitar atau tidak.
Mengapa demikian, lebih jelasnya lagi, Allah menyebutkan didalam QS Yunus ayat 99 di berbunyi :

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ
(Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?) Bisa kita lihat bahwa Allah bisa kok membuat semua Manusia yang ada di bumi untuk beriman kepada Allah SWT tapi Allah ingin menguji seberapa tinggi kita bertakwa kepada Allah SWT.

Cara mengujinya yaitu dengan bersosialisasi secara baik, cermat, pintar dan dengan santun, tujuan akhirnya kita bisa menerima perbedaan apapun, baik itu berupa perbedaan Suku, Ras, Kelompok dan lain-lain.

Ada satu surah di dalam Qur’an yang bisa dibilang kita sebagai Umat Muslim tau Surah ini tapi kebanyakan orang tidak mempelajari secara mendalam tentang surah ini, Surah tersebut adalah Al-Ma’un, surah ke 107 didalam Qur’an dan termasuk Surah Makkiyah. Mari kita bahas surah ini. Di jelaskan di ayat pertama :

(اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ)
Di katakan di ayat pertama adalah “ Tahukah (kamu) orang yang mendustakan agama”,

di ayat pertama membahas soal Agama di kata (Ad-Diin)lalu kita lihat di ayat kedua nya :

(فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ)
Dan di ayat kedua adalah “maka Itulah orang yang menghardik anak yatim”,

Artinya apa Ketika ayat 1 membahas tentang agama lalu ayat ke 2 nya membahas tentang lingkungan sosial kita, bisa di katakan bahwa setelah kita mempunyai agama atau Ketika kita mengerti agama, jangan pernah sekalipun kita mengabaikan lingkungan sosial yang ada di sekitar kita. Bukan sebuah kebetulan Allah menempatkan setelah Agama itu sosial karna setiap surah itu pasti punya tujuan masing-masing.
Masud dari hal demikian adalah, jangan sampai kita menjadi ayat 4 & 5 yaitu orang yang celaka dan lalai terhadap sholatnya.
artinya Ketika kita sudah menjalankan islam secara kaffah
(يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا ادۡخُلُوۡا فِى السِّلۡمِ کَآفَّةً ۖ

jangan sampai kita malah lalai terhadap lingkungan sekitar kita, maksudnya lalai bagaimana? Sesuai yang di jelaskan di ayat ke 6 nya yaitu orang yang berbuat ria, orang yang lebih suka masyarakat melihat dia tapi dia tidak mau melihat kondisi Masyarakat sekitar.
Banyak lagi surat di Qur’an yang membahas tentang perilaku kita terhadap lingkungan sosial yang baik dan benar, alangkah baiknya kita sama-sama bisa mencapai kehidupan sosial sesuai yang Allah dan Rasulnya inginkan untuk kita semua, Wallahu A’lam bissowab

 

Penyunting : IMMawan Mustofa Dahlan