β€œFungsi Semiotika Dalam Islam”

Oleh: Daffa Nur Fauzy (Kader IMM FAI UAD 2021)

Banyak orang yang berupaya untuk menutup kesadaran umat Islam dari hebatnya ilmu pengetahuan menggunakan pengetahuan itu sendiri, agar kita jauh dari Islam bahkan Allah yang menciptakan ilmu pengetahuan itu sendiri, di sinilah kekekritisan dan ilmu logika kita itu berguna. Ya, namanya adalah Semiotika Ilmu atau ilmu yang mempelajari tentang tanda.

Kenapa semiotika atau ilmu tanda itu penting? kita dapat berlogika salah satunya dengan ilmu ini. Ilmu ini dapat melawan pernyataan pernyataan sains yang dapat melemahkan iman kita. Ilmu tanda juga penting, bahkan Ketika Nabi kita Muhammad SAW diturunkan dengan tanda-tanda. Ilmu tanda juga penting, karena itu dapat menunjukan kebenaran siapa kita. Misal, pada jalan raya banyak sekali tanda dari peringatan belok tajam, jalan licin, jalan berkelok, naik turun, dan masih banyak lagi yang intinya membuat kita supaya tidak jatuh atau terperosok dari perjalan itu. Sama halnya saat kita dalam proses kehidupan, dimana kita harus melihat tanda yang diberikan Allah entah lewat alam atau non alam, agar kita selamat dari dunia yang sebentar ini.

Kalau kata Yasraf Amir Piliang dalam bukunya yang berjudul β€œDunia Yang Dilipat”, beliau berkata bahwa dunia ini seperti kertas origami, tergantung bagaimana kita melipatnya, tanda juga tidak hanya ada di dalam al-Quran dan as-Sunnah saja, melainkan bisa dari pemikiran kita yang memahami suatu kondisi terntentu. Jika kita memahami atau mengerti suatu kondisi, berarti secara tidak langsung kita diberi amanah untuk menyelesaikan suatu masalah tersebut, dikarenakan hanya kita yang memahaminya bukan orang lain.

Untuk itu, sebagai umat islam yang memahami duduk perkara dari masalah yang ada di tubuh Islam sendiri, secara tidak langsung kita diberi amanah untuk menyelesaikanya. Oleh karena itu, tulisan ini diadakan karena banyak sekali iman yang melemah hanya dengan perkataan β€œbagaimana kita bisa percaya surga atau neraka ada padahal kita belum pernah merasakannya” nah, secara tidak langsung orang-orang akan berkata β€œoh iya ya, kenapa kita bisa percaya kepada hal belum terbukti ?”. Bahkan, bagi para ahli sains hal ini bertentangan dengan apa yang dia pelajari, ketika selama suatu hal belum terbukti maka hal itu belum dibenarkan. Nah, dengan semiotika ilmu, kita dapat membantah pernyataan seperti ini dengan landasan bahwa semua yang ada termasuk surga dan neraka tidak selalu harus dibuktikan, melainkan cukup dengan semiotika ilmu, maka tanda yang nabi bawa dengan mukjizat-mukjizat yang dimilki-Nya, bisa membuat iman kita menjadi mantap.

Mukjizat yang dibawa Nabi Muhammad SAW sudah terbukti lewat sains yang dimana pada zaman nabi hal itu dianggap tidak masuk akal. Contonya, bagaimana mungkin lalat yang hidup di lingkungan kotor dapat membawa obat, maka nabi kita memerintahkan jika di dalam air minum terdapat seekor lalat, maka masukan atau celupkan terlebih dahulu, setelah itu keluarkanlah dari air tersebut dikarenakan di sebagian sayap terdapat obat. Nah, dengan semiotika yang seperti ini kita dapat menerangkan bahwa hal hal yang belum terjadi itu dapat dilihat dari tanda tandanya, bahkan BMKG sudah dapat memperhitungkan akan terjadinya gempa dan bencana alam lainya, BMKG sebagai manusia, telah bisa memprediksi kedepanya apa yang akan terjadi pada alam, seperti itulah semiotika ilmu dalam Al-Quran dan as-Sunnah, semua yang ada di dalamnya pasti terjadi. Saya berharap dengan tulisan ini ilmu semiotika dapat tumbuh dan melengkapi ilmu sains, bukan malah menjadi musuh dari ilmu tersebut, karena sejatinya ilmu itu saling berelasi. Wallahua’lam.

 

 

Editor: Irvanchan & luluklatfah