Mengulik Alasan Dibalik Berdampingannya Trilogi Dan Tri Kompetensi Dasar IMM

Oleh: Annisa Wulandini (Kader IMM FAI UAD 2021)

Bagi banyak orang, meniti jalan menjadi akademisi merupakan salah satu kebanggaan yang menyenangkan sekaligus tidak mudah untuk dijalani. Memilih menjadi mahasiswa maka memilih menghabiskan banyak w aktu, fikiran, materi dan tenaga. Tujuan dari itu semua untuk menimba ilmu, mengasah skill, menambah wawasan dan pengalaman sebagai bekal kehidupan di masyarakat kelak.

Menjadi mahasiswa tentu akan berteman dengan berbagai tanggung jawab dan tugas pribadi maupun kelompok yang harus di selesaikan. Konon katanya mahasiswa dan tugas akademik adalah suatu kesatuan yang sulit dipisahkan. Dalam hal berorganisasi sendiri ada banyak stereotip yang berisi bahwa menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi adalah hal yang sangat merepotkan dan juga sulit, menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi maka tidak terlalu pandai di bidang akademik dan berbagai macam stereotip lainnya. Namun, tentu saja stereotip itu juga dipatahkan dengan kenyataan bahwa banyak pula mahasiswa yang berprestasi namun aktif dalam kegiatan organisasi.

***

Berbicara tentang Organisasi Otonom di tingkat mahasiswa, maka kita akan menemukan tiga jenis organisasi yaitu, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), TS (Tapak Suci Putera Muhammadiyah) dan juga HW (Hizbul Wathan). Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi otonom tingkat mahasiswa yang bergerak di bidang kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan. Kemudian ada Tapak Suci Putera Muhammadiyah, merupakan organisasi otonom yang bergerak di bidang seni bela diri, Tapak Suci sendiri juga tergabung dalam IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Selanjutnya ada Hizbul Wathan, merupakan organisasi otonom yang bergerak dibidang kepanduan, Hizbul Wathan Sendiri artinya pembela tanah air.

IMM sendiri tentu sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi Muhammadiyah maupun Perguruan Tinggi umum. berkepanjangan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, IMM sendiri sudah berkiprah di kalangan mahasiswa sejak 14 Maret 1964 M bertepatan dengan 29 Syawal 1384 H. Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga kini sangat sarat dengan sejarah yang melatarbelakangi dan mewarnai perkembangannya sampai saat ini.

IMM didirikan atas dua faktor integral, yaitu faktor internal yang bersumber dari kondisi Muhammadiyah sendiri dan juga faktor eksternal disebabkan kondisi diluar Muhammadiyah, yaitu realitas umat Islam dan bangsa Indonesia pada masa itu. Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah pada saat itu Mohammad Djazman Al-Kindi menginisiasi berdirinya Lembaga Dakwah Mahasiswa sebagai penjajakan dan untuk selanjutnya dikoordinir oleh MargonoSoedibjo Markoes, dan Abdul Rosyad Sholeh.

Banyaknya desakan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi otonom mahasiswa tersendiri, yang kemudian disetujui oleh KH. Ahmad Badawi. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sejak kelahirannya mendeklarasikan diri sebagai gerakan intelektual sekaligus gerakan dakwah sebagai kepanjangan tangan untuk membantu tujuan persyarikatan Muhammadiyah.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sejarah berdirinya IMM memiliki dinamika yang sangat menarik. Tentu banyak sekali hal yang dapat kita ulik dari IMM sendiri, namun ada baiknya perlu diketahui juga khusunya sebagai kader ikatan untuk mengetahui apa itu trilogi dan tri kompetensi dasar yang ada di IMM. Trilogi dan Tri Kompetensi Dasar IMM ini sangat penting karena merupakan pondasi gerakan IMM dan juga sebagai arah gerakan ikatan sekaligus sebagai identitas IMM dalam menjalankan roda organisasi.

Trilogi IMM ini menghasilkan turunan berupa Tri Kompetensi Dasar. Dengan adanya Trilogi IMM ini diharapkan tugas yang diemban oleh ikatan secara organisatoris dan kadernya untuk melakukan tugas kemanusiaan dan pembenahan spiritualitas dalam pembangunan yang dilakukan oleh negara dapat tercapai.

Trilogi IMM: Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan

Tri kompetensi IMM: Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas

***

Mari bersama mengulik enam pembahasan tersebut. Trilogi IMM meliputi Kemahasiswaan, Mahasiswa dikenal dengan generasi yang memiliki sensitifitas sosial yang tinggi terhadap masyarakat dan ilmu pengetahuan. Mahasiswa sendiri merupakan bagian terpenting dalam ikatan dan merupakan jati diri ikatan. Kemahasiswaan diwujudkan melalui aktifitas berpikir kritis.

Kemahasiswaan dapat ditafsirkan dengan intelektualitas, intelektualitas yang dimiliki ikatan bukan hanya intelektual saja tetapi intelektual yang bersendikan pada nilai-nilai ikatan. Melalui wadah ini diharapkan kader ikatan mampu menjadi ide-ide pembaharuan dan pengembangan.

Trilogi IMM yang kedua yaitu Keagamaan. Sebagai organisasi Islam di ranah mahasiswa, IMM berpijak dan memiliki paham tentang Islam yang menjadi dasar dan orientasi ikatan.  Keagamaan merupakan hal yang fundamental dalam gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sehingga landasan perjuangan, etika berpakaian, berbicara dan berperilaku kader IMM haruslah berasaskan ajaran agama kita yaitu Islam.

Keagamaan merupakan hal terpenting dalam ikatan dikarenakan ikatan sebagai organisasi otonom dari Muhammadiyah yang mengupayakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia. Melalui wadah ini diharapkan kader ikatan mampu memberikan pembaharuan keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya dalam kehidupan.

Trilogi yang ketiga yaitu Kemasyarakatan. Hidup bermasyarakat itu adalah kewajiban dari Allah atas kehidupan manusia di dunia ini. Oleh karena itu melalui wadah ini diharapkan kader ikatan mampu menjadikan IMM sebagai trendsetter gerakan kemasyarakatan dengan kata lain “beramal ilmiah” dimana IMM tidak terhalang periodisasi dengan spirit kemanfaatan jariyah sebagai sistem penggerak.

Tri Kompetensi Dasar IMM meliputi Religiusitas, dalam hal religiusitas ini adalah bagiamana kader IMM dapat menciptakan keseimbangan antara ritual dan amal, serta menjadikan ilmu untuk kemanusiaan tidak melayani kepentingan penguasa. Religiusitas yang baik adalah bagaimana kita harus berbaik hati kepada sesama manusia dan selalu memperkuat ponadasinya yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai ketuhanan ke dalam perilaku dan perbuatan. Kader IMM harus memahami dan meyakini bahwa setiap nafas dan geraknya adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Kesadaran berlandaskan tauhid ini disebut pula dengan istilah kesadaran teologis.

Tri Kompetensi Dasar yang kedua yaitu Intelektualitas, ditandai dengan sikap keterbukaan, kesiapan menerima kritik, keikhlasan, istiqamah, dan menghargai kebenaran. Kompetensi intelektual, dapat diartikan sebagai kesadaran untuk lebih meningkatkan kualitas keilmuan. Hal ini tidak dapat dipahami sebatas akademisi atau menguasai suatu keahlian ilmu tertentu. Namun lebih dari itu, kompetensi intelektualitas itu akan berujung kepada Cendekiawan Berpribadi seperti tertera dalam Mars IMM.

Kemudian, Tri Kompretensi Dasar yang terakhir yaitu Humanitas. Merujuk pada kemanusiaan, framework IMM harus dapat memanusiakan manusia yang biasa dikenal dengan istilah fi ahsani taqwim dalam bahasa arab. Proses memanusiakan manusia merupakan perubahan kesadaran manusia yang sesungguhnya. Kompetensi humanitas atau kemanusiaan dipahami sebagai kompetensi hubungan sosial atau manfaat bagi manusia. Hal ini sesuai dengan wasiat Rasulullah Muhammad SAW dalam haditsnya, sebagai berikut:

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia(Hadits Riwayat Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

***

Mengapa Tri kompetensi Dasar IMM harus berjalan secara beriringan? Tri kompetensi Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) harus berjalan secara beriringan karena ketiga kompetensi tersebut saling terkait dan saling mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi IMM. Keagamaan/Religiusitas, Kemahassiswaan/Intelektualitas, dan Kemanusiaan/Humanitas adalah tiga kompetensi yang saling terkait dan saling mendukung dalam mencapai tujuan organisasi IMM.

Ketiga kompetensi ini harus berjalan secara beriringan agar mahasiswa IMM dapat menjadi individu yang holistik dan berkualitas. Mahasiswa IMM harus bisa mengembangkan ketiga kompetensi ini secara bersama-sama agar mampu menjadi individu yang berkualitas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Penyunting: -RPK