Menghargai Peran Untuk Selalu Progresif

Oleh: Windi Dwi Astuti (Anggota Bidang Medkom IMM FAI UAD 2022/2023)

Dewasa ini sering kali mengangungkan kata mager ketika melakukan sesuatu hal, tanpa kita sadari jika keinginan rasa mager menguasai diri sendiri maka akan menjadi sugesti utama untuk berdiam menikmati sesuatu yang nyaman secara terus menerus. Padahal diusia yang masih muda saat ini tentu akan ada banyak kegiatan yang bermanfaat untuk bisa dilakukan. Karena kita masih muda masih diberikan nikmat waktu maka semaksimal mungkin memanfaatkannya.

Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia (bathil), Imam Syafi’i. Dan menjadi lebih baik lagi ketika kita semakin banyak memiliki agenda maka akan melatih kita sadar waktu, sadar peran dan sadar diri, jika yang dilakukan bermanfaat bagi sesama maka tentu tidak akan pernah sia-sia dan tentunya mendapat bonus pahala keberkahan karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama. Sadar peran bahwa kita itu masih muda, masih banyak kesempatan untuk digerakkan.

Untuk menjadi insan yang progresif tentu yang utama bisa mengembangkan skills kita, terus memperbaiki diri agar senantiasa lebih baik dari yang kemarin. Kegiatan yang bisa dilakukan dari sekarang bisa mulai masuk kedalam kegiatan kemanusiaan, organisasi, pelatihan maupun pengembangan diri dimanapun kita tumbuh. Karena semuanya memiliki feedback nyata, seperti contohnya mendapatkan relasi yang banyak dalam berbagai karakter, ras, suku dan masih banyak perbedaan yang kita jumpai ketika kita bertemu dengan banyak orang, karena dengan banyak bertemu dengan orang-orang tentunya kita akan menghargai dan belajar banyak hal dari mereka. Dalam tempat kita tumbuh tentu akan memberikan pengalaman hidup dan semakin sadar bahwa ternayata banyak pembelajaran yang Allah kasih atas apa yang sudah dijalani sehingga menjadikan diri kita senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Seperti di organisasi membuat kita tumbuh dewasa, belajar problem solving, melatih skills abad 21 dan lainnya.

Dalam konteks produktivitas untuk membangun sesuatu yang bermanfaat kita juga bisa melakukan perubahan dari yang terkecil terlebih dahulu, seperti membentuk kebiasaan baik dan menghilangakan kebiasaan yang buruk meskipun hanya 1% saja, ketika dilakukan berulang-ulang maka dalam jangka waktu tertentu mampu membentuk diri kita lebih baik. Yang kedua selalu realistis yaitu terukur dalam menentukan target dan bisa melihat kemampuan diri supaya jika mengambil keputusan nantinya tidak menjadi beban diakhir atau bisa disebut prioritas ke kualitas bukan kauntitas. Kemudian yang terakhir adalah konsisten.

Setaip manusia memiliki potensi masing-masing apalagi jika umur masih muda akan ada banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan. Siapa yang tak kenal maka tak sayang namun semakin kenal dengan diri sendiri, semakin kita sayang dan mampu berkembang.

Ada beberapa cara untuk menjadi versi terbaik diri kita sendiri agar senantiasa bisa progresif. Pertama, adalah memahami nilai atau values menentukan hal apa yang paling penting dalam hidup ini, karena jika kita tidak memiliki values maka terlalu kompleks hal yang harus kita lakukan sehingga tidak dapat menentukan prioritas.

Kemudian yang kedua adalah interests yakni harus tahu hal apa yang kita senangi dan membuat diri selalu penasaran, harus menentukan dimana letak minat kita selama ini karena dengan tahu itu maka kita dapat menempatkan diri pada bidang yang disenangi.

Ketiga, yakni kita harus mengetahui bagaimana kepribadian atau cara menyikapi faktor internal maupun eksternal,Β  contohnya diri kita termasuk pribadi yang introvert atau ekstrovert karena hal ini akan berpengaruh dalam menyikapi hal-hal yang berada diluar.

Keempat adalah penggunaan waktu terbaik dalam sehari-hari artinya bagaimana kita menghargai waktu dari pagi hingga malam apakah untuk hal-hal negatif atau hal positif sehingga perlu kita evaluasi setiap harinya. Kelima adalah apa yang ingin diusahakan di dunia sebelum kembali kepada-Nya, karena kita seorang muslim tentu bekal akhirat juga menjadi prioritas utama yang harus dipersiapkan untuk perjalanan esok.

Kemudian yang terakhir adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan yang yang dimiliki, sehingga harus tahu apa saja yang mengahambat proses kita selama ini kemudian bagaimana memperbaiki.

Ketika sudah tahu kekuatan diri sendiri maka kita dapat menemukan peluang prioritas kita dengan aktif mencari tahu, memperbanyak channel informasi, berlatih melihat sisi positif dari segala kondisi, emosi stabil. Mengelilingi diri dari lingkungan yang supportif dan tentunya kita harus punya role model dan mentor agar terbimbing dengan baik.

Dari peluang yang ada apakah sejalan dengan misi hidup dan mengapa mau melakukan, kemudian apakah kemauan datang dari hati atau hanya sekedar ikut-ikutan. Dan yang terakhir apakah bisa berkomitmen dengan waktu, pikiran dan tenaga. mengambil peluang juga harus memiliki prinsip dan rencana yang jelas.

Menjalankan peran sebagai anak muda yang senantiasa progresif adalah proses yang akan menjadikan kita sebagai seorang manusia yang lebih tahu tentang orientasi kehidupan kita, di mana pun kita tumbuh adalah sebuah tempat untuk belajar bagaimana kita menjadi sebenar-benarnya hamba. Sebuah hal yang wajar jika dalam proses ini kita menemukan titik kejenuhan akan tetapi bukankah itu sebuah kebutuhan. Maka tetaplah terus untuk memenuhi kebutuhan.

 

Penyunting: Irvan Chaniago