Mengenal Lebih Dekat Gamelan Jawa (Karawitan) dan Perkembangannya dalam Kehidupan Masyarakat

Sumber

Picture Source: Kompas.com

Oleh: Ramadhani Tri Astuti (Anggota Bidang SBO 2022/2023)

Gamelan Jawa merupakan alat musik berbahan dasar logam kuningan atau perunggu yang berasal dari kebudayaan Jawa. Dalam perkembangannya, gamelan selalu digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang kulit, acara pernikahan adat jawa, serta mengisi pagelaran adat orang Jawa. Gamelan memiliki berbagai fungsi, salah satunya di dalam dunia pendidikan sebagai media pendidikan bagi msyarakat Jawa.

Gamelan pada zaman Walisongo menjadi media dakwah melalui pagelaran wayang yang tentunya tak lepas dari iringan musik gamelan. Tembang-tembang lagu Jawa yang dinyanyikan oleh sinden perempuan dan gerong atau penyanyi laki-laki yang berisi ajaran tentang kehidupan manusia. Bagi masyarakat Jawa, gamelan memiliki fungsi dengan nilai-nilai sosial dan spiritual. Gamelan dapat mendidik rasa keindahan seseorang, orang yang biasa berkecimpung di dunia karawitan, rasa kesetiakawanan, tegur sapa halus, tingkahlaku sopan akan tumbuh dengan sendirinya.

Pada abad ke-8 hingga abad ke-11, gamelan pada masa itu berkembang pada kerajaan Hindhu dan Budha di Sumatra, Jawa, dan Bali. Gamelan mendapat transformasi budaya Hindhu-Budha yang kemudian dikembangkan oleh Walisongo dalam tradisi Islam. Sunan Bonang merupakan salah satu seorang wali yang dikenal sebagai media dakwah Islam di Jawa. Zaman dahulu, selain menjadi perangkat gamelan sebagai pertunjukan seni, seperti wayang kulit, bonang juga sebagai alat komunikasi. Aparat pemerintah juga menggunakan bonang untuk mengumpulkan warga apabila ada pengumuman. Keberadaan musik gamelan telah mengalami perjalanan panjang, dalam artian telah hidup membudaya dan mentradisi kehiupan sosial-budaya masyarakat pendukungnya. Dalam konteks keberlanjutan, kehidupan musik gamelan tidak lepas dari tiga hal, yaitu; proses pengalihan kemampuan bermusik gamelan, kontribusi musik gamelan terhadap kehidupan yang membudaya, dan perkembangan kekaryaan-nya.

Sejak tahun 1950-an para seniman karawitan mulai mencetuskan gagasan/ide sebuah karya musik mereka sendiri. Hampir diseluruh daerah muncul seniman kreatif yang melahirkan karya musik gamelan dengan wujud yang berbeda. Diantara mereka ada Tjokrowasito, Martopengrawit, Ki Nartosabda, Mang Koko, Uking Sukri, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak bisa dituliskan satu persatu, karena begitu banyak karya yang dicetuskan. Mereka melahirkan sebuah karya musik gamelan yang merefleksi beragam fenomena kehidupan. Pada perkembangan tahun 1970-an muncul istilah gamelan kontemporer, yaitu sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut jenis karya yang mengeksplorasi bunyi gamelan dengn membebaskan dari konvensi tradisi yang berlaku dalam musik gamelan. Berbeda dengan sekarang, dimana zaman yang semakin canggih. Teknologi yang semakin terus berkembang, untuk berkomunikasi saja sudah menggunakan ponsel dan alat-alat canggih lainnya. Gamelan pada masa sekarang banyak digunakan sebagai iring- iringan kesenian, pernikahan, serta adat jawa lainnya yang memerlukan iringan musik dari gamelan.

Mungkin banyak orang yang sudah pernah melihat atau menjumpai alat dari musik gamelan namun belum mengetahui nama dan fungsinya. Alat musik gamelan yang dilengkapi dengan seperangkat alat musik, dimainkan secara harmonis supaya menghasilkan nada yang indah. Berikut alat-alat musik gamelan:

Pertama, Gendang atau Kendang. Dalam musik gamelan, Gendang berfungsi sebagai pengatur irama dan tempo gendhing yang dimainkan. Gendang memiliki peran penting, karena gendang selalu ditempatkan sebagai pimpinan karawitan pengiring. Cara memainkannya dengan ditabuh atau dipukul menggunakan tangan permukaan yang ditutupi dengan kulit hewan.

Kedua, ada Gong dan kempul, Instrumen gamelan yang terbuat dari logam serta peletakannya dengan cara digantung. Gong berfungi sebagai pemangku irama, tugasnya yaitu penguat gendang dalam menentukan bentuk gendhing. Bunyi gong pertanda mulai dan Β berakhirnya sebuah gendhing. Gong dibedakan menjadi tiga yaitu, gong siyem bernada kecil, gong suwukan bernada sedang, dan gong gede bernada besar.

Ketiga Suling, berfungsi sebagai pangrengga lagu, terbuat dari bambu diberi lubang sebagaI penentu nada atau laras. Suling terdiri dari suling slendro dan suling pelog dengan Β dibedakannya lubang-lubangnya. Suling menghasilkan suara yang begitu lembut.

Keempat ada Gambang, gambang tersusun dari bilah bambu berjumlah delapan belas. Gambang dibedakan menjadi dua, gambang slendro dan gabang pelog. Gambang berfungsi memperindah lagu, dan pembuka untuk gendhing gambang, alat ini dimainkan dengan cara dipukul.

Kelima, ada siter dan rebab cara mainnya dengan cara dipetik, siter berpengaruh besar dalam pertunjukan gamelan. Selanjutnya ada bonang, kenong, kethuk, cara mainnya dengan dipukul pada alat yang berbahan logam ini. Alat gamelan selanjutnya ada saron, slenthem atau demung yang biasa disebut atau di kategorikn sebagai balungan, cara mainnya yaitu dengan ditabuh atau dipukul, fungsi dari balungan ini menjadi penegasan lagu.

Gamelan atau yang biasa disebut dengan karawitan ini menjadi salah satu sorotan dikalangan masyarakat, dimana gamelan yang seringkali dianggap sakral dengan ritual- ritual tertentu. Menurut saya pribadi, memainkan musik gamelan merupakan sebuah kesenian yang menjunjung nilai tinggi kebudayaan, asalkan menggunakan dengan baik dan tanpa maksud tertentu seperti dirituali, dan di hubung-hubungkan dengan hal mistis, gamelan sudah memiliki keistimewaan sendiri yaitu selain bisa menjadi sarana Β pengembangan kepribadian yang santun serta melatih kepekaan terhadap sekitar juga berasal dari bangsa sendiri. Dengan pernyataan demikian, banyak sekali orang, khususnya pemuda generasi bangsa yang kurang menyukai karawitan dengan alasan, alunan yang tidak trend, tidak menarik.

Harapannya dengan melalui tulisan ini, semoga lebih banyak lagi para peminat untuk melestarikan budaya jawa khususnya gamelan atau karawitan. Demi perkembanga musik gamelan, diperlukannya komponis kreatif yang memfokuskan diri berkarya untuk gamelan. Maka dari itu, hal terpenting dalam karya musik gamelan tersebut memilki manfaat terhadap perkembangan kehidupan serta asas kemanfaatannya dalam khidupan musik pada umumnya.

 

Referensi:

https://onesgamelan.wordpress.com/2009/01/26/musik-gamelan-sebuahcatatan-tentang- pendidikan-kehidupan-dan-kekaryaan/

https://katadata.co.id/safrezi/berita/619785318a959/mengenal-sejarahgamelan-ansambel- musik-tradisional-jawa-tengahΒ 

 

Penyunting & Editor: Irvan Chaniago