Oleh: Nashrul Mu’minin (Kader IMM FAI UAD 2021)
Mewujudkan akademisi Islam yang berakhlak mulia merupakan tujuan yang sangat mulia Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Namun untuk mewujudkannya diperlukan banyak hal, salah satunya adalah dengan trilogi.
Religiusitas, intelektualitas dan humanitas merupakan Trilogi IMM yang selama ini menjadi patokan dalam pergerakan yang wajib diamalkan dan dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan cita-cita IMM. Namun dalam pelaksanaannya, tidak boleh saling mengintervensi antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya, di dalam lingkungan kampus. Masyarakat kampus yang Islami harus diperjuangkan, apalagi dalam koridor organisasi Muhammadiyah. Tetapi diperlukan cara yang baik dalam merealisasikan keinginan tersebut tanpa dengan cara intervensi.
Memang yang terlihat saat ini, di dalam lingkungan kampus kita belum tergambar sebagai masyarakat kampus yang Islami. Mungkin saja akidah mereka yang belum Islami itu belum mantap. Oleh karena itu, kita wajib untuk menyampaikan apa yang kita tahu dengan cara yang baik.
Trilogi IMM untuk mencapai tujuannya tidak akan tercapai jika kita tidak memperjuangkannya. Maka perlu banyak mahasiswa yang kritis dan memiliki ghirah yang tinggi agar tujuan tersebut dapat terlaksana.
What Do You Think About IMM: IMM FAI UAD
IMM mungkin sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Namun, sebatas manakah mereka mengenal IMM? IMM atau Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa Islam dan juga salah satu Organisasi Otonom yang ada di Muhammadiyah.
Bagi saya, IMM sudah tidak asing lagi. Karena basic keluarga saya adalah Muhammadiyah, nama itu sudah sering saya dengar. Namun, saya mengenal IMM hanyalah sebatas nama saja. Pengetahuan saya mengenai IMM begitu dangkal. Mungkin karena saya hanya bersekolah di Muhammadiyah saat TK saja, pengetahuan mengenai ortom-ortom Muhammadiyah sangat minim. Saya dekat dengan Muhammmadiyah, tetapi tidak mengenal ideologi nya lebih jelas. Tapi hal itu tidak lantas melunturkan jiwa ke-Muhammadiyahan saya.
Sejak memasuki dunia perkuliahan, saya harus “menyadarkan” diri bahwa saat ini saya adalah warga Muhammadiyah. Bukan bermaksud sejak dulu saya bukanlah warga Muhammadiyah, tetapi saat ini saya sedang menuntut ilmu di salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia. Bagi saya, ini tidak sebatas soal menuntut ilmu saja, tetapi bagaimana kita dapat bekontribusi di dalamnya. Memberikan yang terbaik bagi kampus, dan juga untuk Muhammadiyah. Tidak pula hanya sebatas “menumpang” untuk menuntut ilmu saja, tetapi juga harus totalitas dalam memperjuangkan dan memajukan Muhammadiyah.
Sejak pertama kali saya masuk IMM, saya seperti menemukan keluarga baru. Sebuah keluarga besar yang mengajarkan banyak hal. Saya merasa dibimbing dan terus diarahkan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya merasa sangat bersyukur, karena saya dapat berproses di IMM. Setiap kegiatan dan gerakannya bernafaskan Islami. IMM selalu mengingatkan kader-kader nya untuk berbuat kebaikan untuk orang sekitar. Hal ini sesuai dengan motto hidup saya, yaitu “Jadilah orang yang berguna bagi kemaslahatan umat”.
Bagi saya, IMM tidak hanya sebuah organisasi biasa, tetapi juga wadah saya untuk bisa berdakwah lewat organisasi. IMM tidak hanya mengejar ilmu dunia, tetapi juga ilmu akhirat. IMM mengenalkan saya dengan Trilogi Ikatan, yaitu intelektualtas, religiusitas, dan humanitas. Dimana kecerdasan, keimanan, dan kemanusiaan tergabung menjadi satu. Setiap kadernya diharapkan dapat memahami dan mengamalkan trilogi Ikatan itu. Hal itulah yang tidak saya dapatkan dari organisasi lain.
Ikatan Mahasiswa Muhammmadiyah mengajarkan saya agar lebih bisa memaknai apa tujuan hidup saya di dunia. Bagaimana saya dapat berkontribusi untuk bangsa dan agama. Menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, bangsa, dan agama
Hidup….IMM FAI JAYA…..JAYA….. SPIRIT QURANIY GENERATION BERKEMAJUAN…..SUKSES…
Editor: Irvanchan & luluklatifah