Oleh : IMMawan Mustofa Dahlan
Kesuksesan merupakan sebuah hal indah yang didambakan oleh semua orang. Tak jarang, orang-orang rela berjuang sedemikian rupa untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan yang ingin diraih oleh masing-masing orang pun berbeda. Ada yang ingin sukses Akhirat dengan rajin beribadah, ada yang ingin sukses banyak harta sehingga rajin bekerja, ada yang ingin sukses dalam ranah akademis sehingga rajin belajar, ada juga yang ingin sukses dalam meraih jabatan politik sehingga rajin safari, dan berbagai macam sukses lainnya.
Masing-masing orang pun memiliki jalan untuk mencapai sukses. Ada yang menganggap sukses bisa diraih dengan bekerja keras, belajar atau hal produktif lainnya. Dalam acara-acara seminar pun, kita sering mendengar quotes motivasi semangat yang merujuk pada kesuksesan. Berbagai macam quotes menyebar di sisoal media dan dijadikan dagangan akun untuk sekedar berbagi semangat den meningkatkan followers.
Terlepas dari berbagai macam teori menuju kesuksesan tersebut, Drs. Soekamto merumuskan sebuah teori kesuksesan yang dihubungkan dengan rukun Islam.
Relevansi Rukun Islam dengan kesuksesan duniawi dan ukhrawi
Rukun Islam sebagaimana disebutkan Oleh Rasulullah SAW adalah Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Drs. Soekamto hendak merumuskan teori kesuksesan dengan rukun Islam tersebut. Dalam buku yang ditulisnya, 5 jalan menuju kesuksesan hidup, Drs. Soekamto memberikan berbagai informasi yang sekiranya bisa kita gunakan untuk meraih kesuksesan.
Dalam hal ini, Syahadat ditafsirkan sebagai hal yang akan dipergunakan sebagai penanaman visi terhadap diri pribadi. Muatan Syahadat adalah penekanan terhadap komitmen jangka panjang sebelum meraih kesuksesan, yaitu Syurga. Orang yang hendak sukses pun seharusnya demikian, dia harus bisa menanamkan keyakinan dan visi terhadap dirinya sendiri. Penanaman ini bersifat mutlak dan amat sangat pen ting, karena hal ini akan menentukan arah serta tujuan selanjutnya. Sebagai contoh, misalnya seorang Mahasiswa yang hendak sukses di dunia akademis dan melatih skillnya untuk masa depan, haruslah dia mengikrarkan terhadap dirinya pribadi mengenai tujuannya. Setelah proses ikrar ini, maka langkah selanjutnya adalah analisis, baru bisa diimplementasikan.
Yang kedua adalah Shalat. Shalat merupakan ajang kita untuk mendekatkan diri terhadap Allah SWT. Selain itum Shalat juga mendidik kita untuk menjadi pri badi yang on-time. Kalau kita lihat realita, orang-orang sukses adalah orang-orang yang senantiasa tepat waktu, berpegang terhadapo komitmen dan lain-lain. Berbagai macam kebutuhan menuju sukses tersebut bisa kita raih dengan mengerjakan Shalat.
Hal selanjutnya adalah puasa. Puasa merupakan peribadahan yang biasanya dilakukan selama bukan ramadhan dan berbagai macam puasa sunnah lainnya. Banyaki sekali pembelajaran yang bisa diperoleh seorang Muslim dalam puasa ini, salah satunya yaitu mengenai pengontrolan diri. Seorang yang hendak sukses harusnya bisa mengontrol diri. Baik itu mengontrol diri, mengontrol keuangan, mengontrol perusahaan, mengontrol waktu dan lain-lain, berbagaio macam pengontrolan atau manaj=gemening diri tersebut bisa kitra peroleh dengan beribadah puasa.
Kemudian adalah Zakat. Zakat adalah sebuah rangkaian Muamallah yang senantiasa dianjurkan oleh Allah SWT. Allah SWT menganjurkan zakat supaya ada keseimbangan antara kesuksesan yang diraih dengan aspek kehidupan. Zakat memberikan pemahaman bahwasannya, kesuksesan harusnya diilhami sebagai suatu hal yang dilimpahkan Allah SAW kepada Manusia, sehingga dalam rangka βberterimakasihβ ini, haruslah ada relevansi antara zakat denganberbagai macam aspek kehidupan.
Selanjutnya adalah Haji. Haji merupakan Ibadah yang dianjurkan bagi orang-orang yang mampu, namun, Sang Maha Adil, Allah SWT memberikan pahala sama dengan orang yang berhaji yaitu dengan menjalankan Shalat Jumβat sebanyak 40 kali tanpa putus. Relevansi antara ibadah Haji ini dengan kesuksesan adalah, jangan menjadi norang yang tamak dan kikir terhadap orang lain dan menhgajarkan supaya tidak cinta buta terhadap dunia. Orang yang sudah sukses, harus bisa merelakan hartanya untuk bersosial. Rasululllah berasbda βsebaik baik kalian, adalah yang berguna bagi Manusia lainnyaβ (HR.Ahmad, At-Tabrani). Maka dari itu, seorang yang sukses dalam ranahnya masing-masing maka diharuskan untuk senantiasa menggunakan kesuksesannya untuk bersosial dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Kesimpulan
dalam diskursus ini, penulis hendak menyampaikan kepada pembaca sekalian, bahwasannya sebagai orang Islam kita wajib menjadikan Rukun islam sebagai way of live atau peganggan dan panutan hidup. Dalam rangkan menjadikan rukun Islam sebagai orientasi hidup ini, maka perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk konsep dalam membumikan kesuksesan. Namun, perl;u disadari pula, bahwasannya berbagai macam bentuk kesuksan dunia tersebut haruslkah berorientasi terhadap kesuksesan Akhirat, sehingga kesuksesan dunia adalah instrument untuk mencapai kesuksesan akhirat